Rabu, 30 Oktober 2013

Cara Membuat Galeri

Cara Membuat Gallery foto gambar bergerak berjalan di blog default (Biasa)

1. Silahkan sobat >> Masuk atau Login ke 
blogger.com  menggunakan akun sobat.

2. Pada Dashboard tampilan blogger baru, Pilih Menu >> Tata Letak >> Tambah Gadget >>HTML/JavaScript.

3. Beri judul widget, Contoh "My Foto Gallery". Kemudian letakkan semua kode di bawah ini pada kotak HTML/JavaScript.

<marquee direction="up" onmouseover="this.stop()" scrollamount="3" onmouseout="this.start()">
<img src="
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiETKjADIbBPt-ta0fl77Fn1zUmMwdK5kLPzGNMRv31-_VIJ9H8P8tCiAzwxX_Fyv03GjMh56FZfPIqBpsCv2JlVlQMgx59chwmf8AeEnENqoxiY8eB5DrUBTL56SlUQkeS3ALYf_rQlyk/s1600/PINK1.jpg" width="120" height="120" /><br />
<img src="
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwfLthJ4TuoteB1ntWROp6YLeVULxRJ3o_Bqu4KU9WESTimbOXAf_tyzQOPDzCZtLCCKxazGfzDYAkvUsKQsZj_ZxA8MnsDxDQ9PCn5aEbinmkDhW9WzNCvd4btXYb-CP6SZK3dA9V8qU/s1600/HT3.jpg" width="120" height="120" /><br />
<img src="
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1sG537qQXo-IVPgB2yX6rR8vR7LicpJL4cRAgJmi90Mnz7Y3oFy-AtCihJ8JMA0pdbGagnIoJcSMlRFaEKi9OnPz22MgnrTdPCNu1MAtyB6KuSrKgCoLpicrKpPsfT2QJXjK-qiHzZvY/s1600/sonal_chauhan.jpg"width="120" height="120" /></marquee>

Keterangan:
  • Warna Merah adalah Alamat URL gambar atau foto image. Silahkan sobat ganti dengan alamat URL gambar atau foto image sobat.
  • Warna Biruwidth="120" dan height="120" adalah ukuran Lebar dan Tinggi image gambar atau foto. Silahkan sobat atur nilainya sesuai dengan keinginan sobat agar sesuai dengan widget blog sobat.
  •  <marquee direction="up" adalah arah bergerak berjalan ke atas. Silahkan sobat gantiup jadi down jika ingin arah berjalan bergerak ke bawah.
 Cara membuat Foto berjalan
Foto Yang berjalan di blog memang sangat menarik untuk dilihat . bagaimana cara membuatnya ? yupz.. Dalam postingan kali ini saya akan menerangkan bagaimana cara membuat foto berjalan di blog . Sama seperti teks yang berjalan gambar yang berjalan ini juga menggunakan efek dari marquee . langsung ajah yach kita praktek .hehehehe
Ikuti langkah-langkah berikut untuk
 membuat gambar berjalan di blog

Copy Paste kode berikut ke blog anda :

<table border="10" cellpadding="3" height="135" width="195"/>
<tr>
<td>
<marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()" scrollamount="2" direction="up" width="192" height="132" align="center">

<img src="
http://farm5.static.flickr.com/4017/4274096032_8bf5bd349a_o.jpg" height="130" width="190" />
<br/>
<img src="
http://farm5.static.flickr.com/4046/4273351371_7c1ceb936b_o.jpg" height="130" width="190" />

</marquee>
</td>
</tr>
</table>



Keterangan ganti link yang berwarna biru dengan link tempat anda menaruh gambar, contohnya saja gambar yang anda taro di flickr.com .


Membuat Gambar berjaln Dari kiri ke kanan

Copy paste kode berikut ke blog anda :
<marquee align="center" direction="left" height="200" scrollamount="3" width="100%" >

<img src="
http://farm5.static.flickr.com/4017/4274096032_8bf5bd349a_o.jpg" width="190" height="130" />


</marquee>Keterangan ganti link yang berwarna biru dengan link tempat anda menaruh gambar, contohnya saja gambar yang anda taro di flickr.com .


Membuat Gambar berjaln Dari kiri ke kanan

Copy paste kode berikut ke blog anda :
<marquee align="center" direction="left" height="200" scrollamount="3" width="100%" >

<img src="
http://farm5.static.flickr.com/4017/4274096032_8bf5bd349a_o.jpg" width="190" height="130" />

</marquee>


trik bagaimana menimbulkan 'Mini Globe' pada blog
Ttrik yang simple, sederhana, namun menarik. yaitu trik bagaimana menimbulkan 'Mini Globe' pada blog kita. ok! gini caranya :
1. untuk mengawalinya temam-teman silahkan login ke blognya
2. Pilih menu design ( sebelah atas kanan blog anda)
3. pilih menu tata letak dan klik tambahkan gadget
4. setelah muncul, teman-teman silahkan pilih HTML
5. dan terakhir masukkan kode dibawah ini, !......

<script type="text/javascript" src="http://jh.revolvermaps.com/r.js"></script><script type="text/javascript">rm_f1st('6','220','true','false','000000','7rgwjwchl6y','true','ff0000');</script><noscript><applet codebase="http://rh.revolvermaps.com/j" code="core.RE" width="220" height="220" archive="g.jar"><param name="cabbase" value="g.cab" /><param name="r" value="true" /><param name="n" value="false" /><param name="i" value="7rgwjwchl6y" /><param name="m" value="6" /><param name="s" value="220" /><param name="c" value="ff0000" /><param name="v" value="true" /><param name="b" value="000000" /><param name="rfc" value="true" /></applet></noscript>

6. Selesai!... Oya untuk posisi globenya boleh letakkan dimana saja sesuai selera anda.
7. Selamat mencoba

KONTEN BERJALAN
<marquee direction="up" onmouseover="this.stop()" width="100%" onmouseout="this.start()" scrollamount="2" height="150"><br /><br /><script style="text/javascript" src="http://sites.google.com/site/icalcell/javascript/daftarisiku.js"></script><script style="text/javascript">var numposts = 100;var showpostdate = false;var showpostsummary = false;var numchars = 100;var standardstyling = true;</script><script src="http://tabahhar.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=published&alt=json-in-script&max-results=999&callback=showrecentposts"></script><br /><br /></marquee><br/>By <a href="http://hasanudinsangar.blogspot.com" target="_blank">mr blog</a>

DAFTAR BACAAN SCROL
<div style="overflow:auto; width:auto; height:300px; padding:5px; border:1px solid #e6e4e3;">
<script style="text/javascript">
var numposts = 100;
var standardstyling = true;
</script>
<script type='text/javascript' src='http://mr-form.googlecode.com/files/label-post.js'></script>
<h3></h3>
<script src="http://tabahhar.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=published&alt=json-in-script&max-results=999&callback=showrecentposts"></script><br /><br /><br/>By

</div>

DAFTAR LINK SCROL
<div style="height: 300px; overflow: auto; text-align: left; width: 530px;">
<script src="http://yourjavascript.com/12152269523/daftar-isi-otomatis.js">
</script>

Selasa, 29 Oktober 2013

Teori Belajar Kognitif Teori Gastalt

A.    Pengertian Teori Gestalt
Istilah ‘Gestalt’ sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhirnya para sarjana di seluruh dunia sepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjemahkan kedalam bahasa lain.
Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponep sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori struktualisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

B.    Tokoh-tokoh Aliran Gestalt
            1.     Max Wertheimer (1880-1943)
Konsep pentingnya : phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
Dengan konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik, tetapi proses mental.
            2.     Kurt Lewin (1890-1947)
Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu. Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian memiliki batas-batas.
Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Perilaku individu akan segera tertuju untuk meredakan ketegangan ini dan mengembalikan keseimbangan.

C.    Prinsip-prinsip Teori Gestalt
         1)     Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual,    tetapi   juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya
           2)     Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
          3)     Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
           4)     Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
           5)     Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
         6)     Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
           7)     Belajar akan berhasil kalau ada tujuan
           8)     Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.


D.    Aplikasi Teori Gestalt
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain:
1)         Pengalaman tilikan; bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2)         Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan  dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna  yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
3)         Perilaku bertujuan (pusposive behavior), bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah  aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4)         Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5)         Transfer dalam Belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek  dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.

E.    Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan teori gestalt yaitu : (Manurung, 2010)
Kelebihan : Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.
Kekurangan: Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah banyak.


Teori Belajar Berdasarkan Konsep Kognitivisme

A.    Pengertian Kognitivisme
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

B.    Ciri-ciri Aliran Kognitivisme
a.     Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
b.    Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c.     Mementingkan peranan kognitif
d.    Mementingkan kondisi waktu sekarang
e.     Mementingkan pembentukan struktur kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang  mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.

C.    Tokoh-Tokoh Teori Kognitivisme
         a.       Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, teorinya disebut "Cognitive Developmental".
Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap:
Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun, Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana. Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Tahap concrete – operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. 4. Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir "kemungkinan".
            b.      Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.
Berbeda dengan Piaget, Burner melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.
            c.       Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel.
Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru. Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.

D.    Implikasi Teori Kognitivisme dalam Dunia Pendidikan
Adapun Impilikasi Teori Kognitivisme dalam dunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai dengan Teori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:
a.     Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
b.    Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran :
Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya.
c.     Impilkasi Teori Bermakna Ausubel
            Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik,, mereka harus dapat memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun mereka tangkap.
Dan dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa.

E.    Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme
          1. Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. 
                 2. Kekurangannya yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

Kewirausahaan dalam Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam menghadapi era persaingan global, pemerintah harus mampu menyiapkan SDM yang berkualias dan handal. Menurut mantan Menko Kesra dan Taskin, Haryono Suyono, menyiapkan SDM yang berkualitas dan handal bisa dilakukan melalui pelatihan keterampilan dan wirausaha. Wirausaha dirasa sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan perkataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa, bahwa “wirausaha adalah kunci bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian”. Dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan  sebenarnya  sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah perguruan tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa tahun silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi, kelahiran wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan. Menurut Kemendiknas (2010) pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran  kewirausahaan  di Indonesia  belum bisa memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai harapan. Penyebabnya, karena strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada pembelajaran yang berpusat pada guru.  Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat dan sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh, di mana peserta didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat diisi oleh sang guru. Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi, sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru. Itulah sebabnya, tak mengherankan jika spektrum pikir peserta didik sepenuhnya merupakan pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.
Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak jumlah pengangguran di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat penting untuk mengembangkan kurikulum pendidikan keweirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk juga stakeholder/masyarakat.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal denganunternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B.    Tujuan
           Tujuan Pembuatan Makalah ini merupakan tugas kelmpok teori-teori pendidikan pada progam pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.

C.    Metode Penulisan
           Metode penulisan makalah ini menggunakan studi pustaka.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kewirausahaan
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

B.     Hakekat Kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.     Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.     Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.     Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.     Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.     Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.     Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.


C.    Ciri-Ciri  Dan Karakteristik Kewirausahaan
Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
1.     Percaya diri
2.     Berorientasikan tugas dan hasil
3.     Pengambil risiko
4.     Kepemimpinan
5.     Keorisinilan
6.     Berorientasi ke masa depan
7.     Jujur dan tekun
Menurut Munawir Yusuf (1999)
Ciri kewirausahaan yaitu:
1.     Motivasi berprestasi
2.     Kemandirian
3.     Kreativitas
4.     Pengambilan resiko (sedang)
5.     Keuletan
6.     Orientasi masa depan
7.     Komunikatif dan reflektif
8.     Kepemimpinan
9.     Locus of Contro
10.  Perilaku instrumental
11.  Penghargaan terhadap uang.
Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:
1.     Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
2.     Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
3.     Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
4.     Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.
Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
1.     Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2.     Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
3.     Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4.     Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5.     Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6.     Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7.     Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
1.     Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.     Lebih memilih risiko yang moderat.
3.     Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4.     Selalu menghendaki umpan balik yang segera
5.     Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
6.     Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
7.     Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
8.     Selalu menilai prestasi dengan uang.





D.    Karakteristik Seorang Wirausaha
Kunci keberhasilan dalam berwirausaha adalah dengan memahami diri sendiri. Untuk memulai suatu usaha, halpenting yang harus dipahami adalah apakah yang bersangkutan memioliki jiwa berwirausaha atau tidak. Seorang wirausaha harus memiliki sifat seperti berikut : a) percaya diri, b) berorientasi tugas dan hasil, c) pengambil resiko, d) kepepimpinan, e) keorisinalan, f) berorientasi ke masa depan. 

E.     Strategi kewirausahaan bagi sekolah dasar
Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang bersifat kewirausahaan (entrepreneurial organization). Lupriyono dan Wacik (1998) yang dikutip dalam buku manajemen pendidikan karangan Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia (2008) menyatakan bahwa strategi kewirausahaan mencangkup pengembangan visi, dorongan inovasi, dan penstrukturan iklim kewirausahaan.
1.     Pengembangan Visi/Misi
Langkah awal dalam mewirausahakan lembaga pendidikan adalah merumuskan visi/misi. Visi atau misi merupakan gambaran cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin diwujudkan dalam masa yang akan datang. Visi sekolah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan mengandung dukungan nyata untuk mewujudkan perubahan atau inovasi yang bersifat entrepreneurial.
        Visi yang telah dirumuskan, selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah dasar. Maksudnya, agar visi tersebut dapat dimengerti dan dipahami secara mendalam sehingga memperoleh dukungan. Visi yang telah dirumuskan melahirkan misi dan program-program yang harus diemban dalam praktik kewirausahaan.
2.     Dorongan Inovasi
Berkaitan dengan semangat mewirausahakan sekolah, strategi ini berarti menumbuh-suburkan dan mengembangkan gagasan-gagasanorisinil dan inovatif. Karena itu, setiap kepala sekolah dalam mewirausahakan sekolahnya dituntut memiliki agenda inovasi. Agenda inovasi ini menjadi alat spesifik dan utama dalam strategi mewirausahakan suatu sekolah.
Agenda inovasai yang dimiliki itu sewajarnya merujuk pada perangkat mutu atau criteria mutu yang merefleksikan kebutuhan dan harapan-harapan tentang pendidikan di sekolah dari semua pihak yang berkepentingan. Sebagai alternative, terdapat dua unsure pokok yang dapat dipertimbangkan untuk agenda inovasi tersebut. Pertama unsure internal institusi sekolah dan kedua unsure eksternal sekolah itu. 
Unsur-unsur internal institusi sekolah yang dapat dikaji, meliputi:
a.     Pembelajaran yang dialami peserta didik
b.    Pengembangan kurikulum/program pendidikan
c.     Kompetensi professional guru dan pengembangan system pengajaran
d.    Pra-sarana dan pengembangan sarana/fasilitas pendidikan
e.     Pembiayaan pendidikan
f.     Pengembangan budaya sekolah
g.    Perilaku manajemen itu sendiri
Unsur-unsur eksternal dari institusi sekolah itu yang dapat dikaji meliputi :
a.     Perhatian dan paisipasi orang tua / masyarakat, dan
b.    Kondisi alam dan lingkungan sosial budaya masyarakat.
Agenda inovasi sebagai contoh-contoh program yang mengungkapkan kewirausahaan dari kedua unsure sekolah.
3.     Penstruktur Iklim Intrapreuneurial
Langkah atrategis ini merupakan proses pembentukan unsure-unsur dan suasana yang mendukung atas terselenggaranya agenda inovasi. Dalam hal ini, komitmen manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah serta profesionalisme staf/guru-guru itu amat dibutuhkan. Tekanan penstrukturan iklim kewirausahaan berada pada penyempurnaan usaha-usaha untuk implementasi proyek-proyek inovasi. Artinya strategi ini menekankan pada proses internal organisasi, yakni usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam memantapkan system manajemannya.
Hal ini tidak bisa lepas dari tuntutan perubahan mewirausahakan pola manajemen itu sendiri. Kemampuan menjabarkan kebijakan pendidikan yang berlaku di daerahnya, kepemimpinan transfomasional dan visioner, kemampuan mengelola perubahan dan kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan mengembangkan jaringan kerja yang menguntungkan, merupakan sejumlah tuntutan yang patut dipenuhi para kepa sekolah dalam mengembangkan strategi yang dimaksudkan.
Strategi ini didefinisikan sebagai corporate venturing yaitu sebuah proses internal organisasi yang pokok untuk mengembangkan produk, proses dan teknologi. Ketiganya diinstitusionalisasikan untuk kemakmuran jangka panjang. Menyangkut pengembangan produk, proses organisasional atau pengelolaan sekolah itu haruslah berorientasi pada perolehan hasil (kinerja) yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan customer sebagai pihak yang terlayani. Menyangkut pengembangan proses, berarti pengelolaan sekolah itu sendiri harus berlangsung dalam penciptaan suasana-suasana yang menggairahkan, dinamis dan menyenangkan. Sedangkan menyangkut teknologi, berarti proses pengelolaan sekolah itu menawarkan usaha-usaha yang lebih praktis, efsien dengan penggunaan sarana dan peralatan (teknologi) yang makin canggih.
Dengan pengelolaan sekolah yang berorientasi pada produk, proses dan teknologi seperti pada penjelasan di atas, maka penstrukturan iklim kewirausahaan itu secara bertahap akan terbentuk. Dengan demikian maksud utama pengembangan strategi manajemen sekolah yang mengandung muatan entrepreneurial adalah citra sekolah yang terkesan maju dan bermutu, serta pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh tingkat kesejahteraan dan keuntungan finansial yang mencukupi.

F.     Ketrampilan membangun usaha-usaha Institusi sekolah yang bersifat wiraswasta 
1.     Menaksir peluang bisnis
Peluang bisnis seringkali berasal dari sebuah gagasan, dan gagasan bisa dating dari mana saja. Karena itu kepala sekolah dituntut untuk selalu berhati-hati dan terbuka atas pikirsn-pikirannya, bahkan kritikan yang berkembang pada guru-guru dan anggota masyarakatnya. Tidak selamanya kritikan itu merusak. Kepala sekolah harus mampu mempelajari gagasan atau kritikan itu, apakah gagasan itu benar-benar sebagai peluang atau bukan.
2.     Mengembangkan gagasan dan peluang pasar
Pada dasarnya setelah merumuskan sejumlah masalah atau kritikan untuk setiap unsur institusi sekolah, maka kemudian dapat mengidentifikasi sejumlah gagasan baruuntuk setiap unsure institusi sekolah tersebut. Sejumlah gagasan baru yang lahir sebagai peluang bisnis, menuntut kelayakan dan perumusan yang tepat hingga menjadi suatu program yang benar-benar bermuatan entrepreneurial. 
3.     Menaksir kemampuan diri dan mencari modal
Gagasan, kemauan dan kerja keras adalah modal bagi seorang wirausaha. Dan uang adalah salah satu imbalan yang diperoleh dari usaha mewujudkan gagasan-gagasan itu. Modal memiliki pengertian bukan sekedar menyangkut uang, melaikan gagasan itu sendiri, tenaga kerja, prasarana/sarana, dan segala sumber lingkungan yang dapat mendukung implementasi proyek usaha. Mewirausahakan institusi pendidikan tidak berangkat dari nol, tetapi juga tidak terlampau mengandalkan modal pinjaman.
           Umumnya sekolah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil kondisinya masih memprihatinkan. Kemampuan dan potensinya amat terbatas. Karena itu penaksiran kemampuan dan pencarian modal masih lebih bersifat out-sourcing yaitu melihat, mempelajari dan memanfaatkan sumber-sumber atau potensi yang berada di luar sekolah.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dalam kewirausahaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok.
Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing-masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewirausahaan hanya menggariskan bahwa seorang Wirausahawan yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh.
Tidak ada satu suku katapun dari kata “Wirausaha” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wirausaha itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu. Di Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewirausahaan boleh dikata baru saja diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Seperti diketahui, umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang baik. Dengan hidup di alam penjajahan hampir 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada figur panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu diantaranya sekian banyak ciri-cirinya adalah mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan status leluhur yang petani).
Apa yang seharusnya dilakukan sekolah pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA misalnya, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.

B.    Saran
Kurikulum kewirausahaan yang mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru bagi generasi muda dan atau bagi para lulusan, baik SMA/MA/SMK/MAK/SMP/MTS maupun PERGURUAN TINGGI.
Yang harus dilakukan agar semua pihak terkait termasuk masyarakat/stakeholder memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan kewirausahaan yang mampu menjadikan jiwa kewirausahaan tinggi bagi generasi muda.






Daftar Pustaka

Tim Dosen Administrasi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung : Penertbit Alfabeta.
Sutjipta, Nyoman, 2001, “Manajemen Sumber Daya Manusia” Diktat: Univeritas Udayana, Denpasar.
Sumidjo, Wahyo, 1984,”Kepemimpinan dan Motivasi”, Ghalia Indonesia, Jakarta.
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/Manajemen-kewirausahaan.html
Thoha, Miftah, 1994,”Kepemimpinan Dalam Manajemen”, CV. Rajawali, Jakarta.
Yukl, Gary, 1996, “Kepemimpinan Dalam kewirausahaan”, Prerhallindo, Jakarta.



 

Blogger news

Blogroll

About