Rabu, 16 Oktober 2013

Pengertian Teknologi Informasi

A.     Pemanfaatan Teknologi Informasi
1.     Pengertian Teknologi Informasi
Istilah teknologi berasal dari kata textere (Latin) yang berarti ‘to weave or construct” menenun atau membangun. Romiszowski berpandangan bahwa teknologi selalu berkaitan dengan produk dan proses, sedangkan Rogers mempunyai pandangan bahwa teknologi biasanya menyangkut perangkat keras (terdiri dari material dan objek fisik) dan perangkat lunak (terdiri dari informasi yang terkandung dalam perangkat keras) ( Ishak Abdullah, 2007: 177).
Pada tahap perkembangan teknologi menengah ditemukan alat elektronik yang sederhana seperti alat perekam, slide, film proyeksi dan peralatan elektronik lainnya. Pada tahap teknologi tinggi (high tech) seperti radio, televisi, computer, internet, telepon dan lain-lain muncul kepermukanaan, maka muncul pula penyalahgunaan penggunaannya untuk hal-hal yang bertentangn dengan nilai-nilai moral, ajaran agama maupun nilai-nilai budaya walaupun sebenarnya tidak terpikir sebelumnya oleh para ilmuwan yang telah menemukan alat-alat atau produk teknologi modern itu akan dipergunakan oleh manusia untuk berbuat jahat.
Tampaknya paradigma berfikir yang harus dibangun adalah bahwa setiap fenomena yang muncul pada tiap-tiap zaman bisa menimbulkan kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia sebagaimana juga bisa menimbulkan kehancuran dan kemadharatan. Betapa bijaknya ungkapan para ulama:
اَلْمُحَافَظَةُ عَلىَ اْلقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَاْلاَخْذُ بِالجَدِيْدِ الاَصْلَحِ
Artinya : “Menjaga warisan lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik” (Abdurrahman Wahid, 1999: 378).
Berdasarkan gagasan tersebut di atas, sesungguhnya teknologi modern (hal yang baru) dapat dimanfaatkan untuk menunjang perenungan yang mendalam terhadap kemahakuasaan Allah sehingga dengan peningkatan kualitas iman terhadap Allah swt pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas akhlak terhadap sesama maupun alam semesta.
Masyarakat dunia saat ini berada di alam modern yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun kemajuan yang paling menonjol dibidang teknologi adalah teknologi informasi dan komunikasi yang canggih. Oleh karena itu abad ini disebut abad informasi, segala bentuk kejadian yang terjadi di berbagai dunia secara langsung dapat disaksikan melalui media masa.
Kenyataan tersebut membuktikan kebenaran the third wafe yang diprediksi oleh Alfin Tofler, bahwa sebagian masyarakat dunia saat ini telah memasuki gelombang ketiga yaitu gelombang informasi (Abuddin Natah, 2003: 160). Kita merasakan adanya dinamika kehidupan yang lebih modern, dinamis, mudah, bebas dalam banyak hal. Penetrasi budaya modern yang diwarnai nilai-nilai dan pandangan hidup masyarakat Barat ke Negara-negara berkembang termasuk Indonesia begitu cepat berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menjangkau hampir seluruh kawasan dunia secara cepat.
Akibat cepatnya perkembangan teknologi informasi maka sekat-sekat, dinding, jarak antara satu bangsa dengan bangsa lain seolah-olah tanpa batas sehingga semuanya menjadi dekat, kemudian zaman ini disebut juga dengan era globalisasi (Yusuf Qardhawi, tt:22).
Pada era globalisasi ini pembangunan di Indonesia berada pada abad komunikasi dan informasi yang disertai dengan teknologi serba canggih. Salah satu bentuk dari sarana informasi adalah munculnya berbagai macam bentuk media massa seperti TV. Melalui media televisi berbagai bentuk kegiatan, acara dan peristiwa dengan sangat mudah dapat langsung disajikan tanpa memandang bagaimana dampak dari pesatnya informasi tersebut.
Colhom berpendapat bahwa media masa yang terdiri dari media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid maupun media elektronik seperti radio. TV, internet, telephone hand phone merupakan teknologi informasi yang memberikan kemudahan komunikasi menjangkau sejumlah orang. Teknologi informasi merupakan agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap prilaku masyarakat. (Kumanto Sunarto, 2000: 28).
Teknologi informasi juga berperan sebagai penyampai berita melalui siaran teknis untuk kepentingan umum dan keluarga yang selanjutnya berfungsi sebagai sarana hiburan yang tidak terbatas karena melintas batas-batas wilayah dan negara. Keadaan ini menurut Azyumardi Azra membuat dunia semakin mengecil di mana hampir tidak dikenal lagi batas-batas waktu dan tempat. TV telah mampu melintas batas ruang dan waktu (Azyumardi Azra, 1998: 172).
Dr. Richard E. Palmer mengatakan pada hakekatnya TV telah menimbulkan masalah-masalah kesehatan mental dan lingkungan. Film-film yang ditayangkan di TV umumnya menceritakan kejahatan criminal, pembunuhan, kekerasan dan lain-lain. Azra menyebutkan pengaruh yang ditimbulkan oleh TV antara lain : Pertama, acara-acara TV dapat membuyarkan konsentrasi dan minat belajar anak. Kedua, kerusakan moral anak akibat nonton acara yang sebenarnya belum pantas untuk mereka saksikan. Ketiga, timbulnya kerenggangan timbal balik antara orang tua dengan anaknya. Keempat, kesehatan mata anak dapat terganggu. Kelima timbulnya kecenderungan untuk meniru gaya hidup mewah seperti yang sering diperlihatkan para artis (Azyumardi Azra, 1998: 174).
Menyikapi hal ini, Dedy Jamaludin Malik mengatakan media telah menjadi semacam tirani kognitif yang terus memiskinkan elemen budaya tradisional terutama yang berlandaskan agama. Fenomena kolonialisme budaya lewat teknologi informasi semakin membuktikan kenyataan ini (Dedy Jamaludin Malik, 1997: 117).
Akan tetapi kita juga tidak dapat menolak bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengertian yang sangat luas telah banyak membantu manusia dalam segala aktivitas kehidupannya, akan tetapi juga tidak dapat diabaikan begitu saja adanya dampak negatif yang telah mewarnai segala tingkah laku dan moral manusia itu sendiri.
Umat Islam dalam mensikapi isu globalisasi dan teknologi informasi yaitu terpolarisasi menjadi tiga pendapat yaitu pertama yakni orang-orang yang menerima secara mutlak adalah orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah dalam haditsnya bahwa mereka mengikuti cara-cara dan ajaran umat lain sejengkal demi sejengkal sehingga andai umat lain itu masuk ke lubang biawak, maka mereka akan mengikutinya. Inilah sikap para penyeru westernisasi yang berlebihan, mereka berpendapat bahwa manusia harus mengikuti zaman kalau tidak ingin terlindas zaman. Umat Islam harus menguasai teknologi informasi kalau tidak mau jadi korban teknologi informasi.
Kedua, adalah orang yang menolak sama sekali adalah orang yang menjauhi setiap hal baru tidak perduli dengan dunia, mereka uzlah menjauhi dunia. Mereka menganggap teknologi modern dan globalisasi akan merusak sendi-sendi akidah dan budaya Islam.
Ketiga, adalah orang yang mensikapinya secara proporsional. Menurut Yusuf Qardhawi inilah sikap yang baik sebagai cermin dan manhaj Islam moderat atau pertengahan. Mereka berwawasan luas dan terbuka, merekatidak menghindar atau alergi terhadap hal-hal baru dan tidak menerima secara berlebihan.
2.     Jenis-jenis Teknologi Informasi
a.       Radio
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Sedangkan menurut Versi Undang-undang Penyiaran no 32/2002 : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
b.       Televisi (TV)
Televisi merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Pemirsa dirumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur-unsur radio dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar televisi jika tidak ada unsur-unsur film.
Suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa karena dipancarkan oleh pemancar. Dalam segi ini, prinsip pemancaran dan prinsip penangkapan oleh pemancar televisi adalah sama dengan prinsip radio. Sering gambar pada layar televisi mendadak menjadi jelek sedang suaranya tetap baik. Disini jelas bahwa segi auditifnya baik dan pada siaran televisi terdapat unsur radio.
Sesuai dengan karakteristiknya televisi adalah “salah satu bentuk media massa yang memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah”.(Palapah dan Syamsudin 1993:92).
Sedangkan menurut Effendy (1986:197) bahwa Televisi terdiri dari istilah “Tele” artinya far, off, jauh ditambah dengan “Vision” yang berarti penglihatan. Pengertian televisi menurut Effendy menerangkan bahwa bila dipandang dari segi “jauh”-nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatannya oleh gambar. Tanpa adanya gambar pemirsa tidak melihat apa-apa sedangkan penonton dapat menikmati siaran televisi kalau televisi dapat memancarkan gambar dan gambar yang dipancarkan adalah gambar yang bergerak dan kadang-kadang gambar yang diam (Still Picture).
c.        Telepon
Telpon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama dibuat di Boston, massachusets, pada tahun 1876. Tetapi, penemu italia antonio meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.
d.       Handphone(Telepon Genggam)
Telepon genggam, biasanya disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan teknologi telepon, dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile atau berpindah-pindah
e.        Fax
Disingkat dengan FoIP, Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet (yang berbasis IP). Hal ini mirip seperti VoIP. Dipergunakan untuk mengirim dokumen dari suatu negeri ke negeri lainnya.
f.        Internet
Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Bias digunakan untuk mencari semua informasi, hiburan, maupun berita aktual dan lainnya. Lebih praktis untuk mencari informasi dibandingkan dengan buku.
3.     Karakteristik Teknologi Informasi
a.       Teknologi Informasi danKomunikasi merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampainnya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial
b.      Materi Teknologi Informasi dan komunikasi berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi masa kini, sehingga mata pelajaran Teknologi informasi dan Komunikasi merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.
c.       Tema-tema esensial dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematik, teknik elektro, teknik elektronika, telekomunikasi, sibernetika dan informatika itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan
dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan asfek kehidupan sehari-hari.

B.     Dampak Positif dan Dampak Negatif Teknologi Informasi
1.     Dampak Positif Teknologi Informasi
Teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap perkembangan peradaban manusia bahkan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Informasi mengenai berbagai hal bagi umat islam khususnya dalam menentukan waktu shalat, menentukan jatuh tanggal bulan ramadhan, hari raya dan kegiatan ibadah lainnya, sangat banyak dirasakan oleh umat Islam.
Teknologi yang paling dirasakan manfaatnya oleh umat Islam adalah mesin cetak mesin penyimpan file sehingga al-Qur’an dapat dicetak dan disebarkan ke seluruh dunia baik yang berbentuk buku maupun web sehingga dengan mudah umat Islam dapat membaca dan mempelajari kitab suci al-Qur’an.
Dengan demikian, selain para huffazh al-Qur’an yang memelihara al-Qur’an dalam hati mereka juga mesin cetak dan mesin penyimpan file ikut serta menjaga kelestarian al-Qur’an melalui hasil cetakan.
Secara historis peradaban Islam juga ditandai dengan perkembangan peradaban teknologi, akan tetapi bedanya warisan peradaban Islam berupa teknologi lebih holistik sehingga tidak menimbulkan degradasi moral karena secara epistemologis tidak terputus dari sumbernya yaitu Allah swt sebagai sumber segala ilmu pengetahuan.
Jejak-jejak khasanah intelektual muslim tidak dapat disangkal telah menjadi inspirasi bagi perkembangan peradaban Barat dalam berbagai teknologi modern seperti Ibn Sina (Avecenna) dalam teknologi kedokteran, Ibnu Rusydi (Averoes) dalam bidang filsafat, Ibnu bajjah (Avempace) dalam bidang geometri, musik, astronomi dan fisika, Ibnu Khaldun dalam bidang sosiologi dan sejarah, al-Kharizmi ahli matematika, Umar Khayyam yang sangat brilian di bidang astronomi dan para intelektual muslim lainnya (Departemen Agama RI, 2004:4-6)
Demikian teknologi yang juga merupakan pengetahuan yang bisa dirasakan manfatnya didunia, terlebih harus menjadi pemicu dan perenungan untuk menuju kebahagiaan di negeri akhirat. Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Qosos ayat: 77.
Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qosos: 77).

2.     Dampak Negatif Teknologi Informasi
Selain memiliki pengaruh positif, teknologi informasi pun memiliki dampak negatif terhadap perkembangan peradaban manusia.
Kemajuan dalam hal teknologi dan informasi di abad ini memang dapat dikatakan puncaknya keemasan zaman modern, zaman yang ditandai dengan proses globalisasi yang menimbulkan berbagai tantangan, harapan dan kesempatan. Globalisasi adalah zaman yang penuh dengan perubahan dan kemajuan diberbagai bidang kehidupan manusia, meningkatnya sarana transportasi dan komunikasi, food (makanan), fun (kesenangan), fasion (busana) merupakan tren yang luar biasa. Padahal sesungguhnya akibat budaya modern ini orang-orang Barat merupakan orang yang pertama kali merasakan ekses negatifnya karena peradaban modern tidak berhasil membawa kebahagiaan yang sesungguhnya. Mereka merasakan kekeringan spiritual, merasa sendiri dalam keramaian (alonely in crown), free sex and free life menggejala di mana-mana sehingga jalur keturunan sudah tidak jelas lagi.
Alih-alih mengikuti zaman, umat Islam banyak yang terjebak dalam ekses negatif teknologi modern sehingga budaya Barat yang mendunia dengan mudah diadopsi seolah-olah budaya Barat adalah budaya zamannya. Akibatnya adalah karena secara spiritual iman mereka tidak siap, sementara tuntutan dan kebutuhan zaman mendesak maka akibatnya banyak kita dapatkan informasi yang begitu memiriskan perasaan kita semua sebagaimana dapat kita lihat dalam tayangan televisi. Firman Allah dalam al-Qur’an Surat al-Munafiqun ayat: 4).
Artinya; “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar” (al-Munafiqun: 4)
Akibat teknologi modern banyak terjadi kerusakan alam akibat eksploitasi bumi yang dilakukan semena-mena. Teknologi militer untuk menghancurkan bangsa lain, krisis ekonomi akibat budaya kapitalisme dan materialisme, kerusakan moral manusia akibat faham liberalisme dan banyak lagi yang lainnya. Itulah akibatnya kalau teknologi tidak didasari kecerdasan iman dan spiritual yang akhirnya bumi semakin panas karena pemanasan global, gunung es di kutub utara dan selatan semakin mencair, kerusakan hutan di mana-mana. Padahal Allah telah memberikan peringatan dalam al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41:
Artinya: “telah terjadi kerusakan di daratan dan di lautan yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai balasan atas perbuatan sebahagian mereka, mudah-mudahan mereka kembali.” (QS. Ar-Rum ayat 41). (Mamud Yunus, tt: 368).
Tugas kita sesungguhnya adalah memakmurkan bumi, menjaga kelestarian alam, membina keharmonisan dengan sesama manusia karena nilai-nilai akhlak Islam itu berfungsi sebagai akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan terhadap alam semesta.
Pendidikan agama merupakan sarana yang paling efektif dalam menghadapi arus globalisasi, dengan pendidikan akhlak pula anak akan diberikan landasan nilai agama, budaya dan susila, memberikan motivasi untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan pengaruh globalisasi. Selagi pendidikan agama diberikan kepada anak selama itu pula iman masih terjaga di hati mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About