A.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
1.
Pengertian Teknologi Informasi
Istilah
teknologi berasal dari kata textere (Latin) yang berarti ‘to weave or
construct” menenun atau membangun. Romiszowski berpandangan bahwa teknologi
selalu berkaitan dengan produk dan proses, sedangkan Rogers mempunyai pandangan
bahwa teknologi biasanya menyangkut perangkat keras (terdiri dari material dan
objek fisik) dan perangkat lunak (terdiri dari informasi yang terkandung dalam
perangkat keras) ( Ishak Abdullah, 2007: 177).
Pada
tahap perkembangan teknologi menengah ditemukan alat elektronik yang sederhana
seperti alat perekam, slide, film proyeksi dan peralatan elektronik lainnya.
Pada tahap teknologi tinggi (high tech) seperti radio, televisi,
computer, internet, telepon dan lain-lain muncul kepermukanaan, maka muncul
pula penyalahgunaan penggunaannya untuk hal-hal yang bertentangn dengan
nilai-nilai moral, ajaran agama maupun nilai-nilai budaya walaupun sebenarnya
tidak terpikir sebelumnya oleh para ilmuwan yang telah menemukan alat-alat atau
produk teknologi modern itu akan dipergunakan oleh manusia untuk berbuat jahat.
Tampaknya
paradigma berfikir yang harus dibangun adalah bahwa setiap fenomena yang muncul
pada tiap-tiap zaman bisa menimbulkan kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia
sebagaimana juga bisa menimbulkan kehancuran dan kemadharatan. Betapa bijaknya
ungkapan para ulama:
اَلْمُحَافَظَةُ عَلىَ
اْلقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَاْلاَخْذُ بِالجَدِيْدِ الاَصْلَحِ
Artinya
: “Menjaga warisan lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik” (Abdurrahman
Wahid, 1999: 378).
Berdasarkan gagasan tersebut di atas,
sesungguhnya teknologi modern (hal yang baru) dapat dimanfaatkan untuk
menunjang perenungan yang mendalam terhadap kemahakuasaan Allah sehingga dengan
peningkatan kualitas iman terhadap Allah swt pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas akhlak terhadap sesama maupun alam semesta.
Masyarakat dunia saat ini berada di
alam modern yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun kemajuan yang paling menonjol dibidang teknologi adalah teknologi
informasi dan komunikasi yang canggih. Oleh karena itu abad ini disebut abad
informasi, segala bentuk kejadian yang terjadi di berbagai dunia secara
langsung dapat disaksikan melalui media masa.
Kenyataan tersebut membuktikan
kebenaran the third wafe yang diprediksi oleh Alfin Tofler, bahwa
sebagian masyarakat dunia saat ini telah memasuki gelombang ketiga yaitu
gelombang informasi (Abuddin Natah, 2003: 160). Kita merasakan adanya dinamika
kehidupan yang lebih modern, dinamis, mudah, bebas dalam banyak hal. Penetrasi
budaya modern yang diwarnai nilai-nilai dan pandangan hidup masyarakat Barat ke
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia begitu cepat berkat kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menjangkau hampir seluruh kawasan
dunia secara cepat.
Akibat cepatnya perkembangan teknologi
informasi maka sekat-sekat, dinding, jarak antara satu bangsa dengan bangsa
lain seolah-olah tanpa batas sehingga semuanya menjadi dekat, kemudian zaman
ini disebut juga dengan era globalisasi (Yusuf Qardhawi, tt:22).
Pada era globalisasi ini pembangunan
di Indonesia berada pada abad komunikasi dan informasi yang disertai dengan
teknologi serba canggih. Salah satu bentuk dari sarana informasi adalah
munculnya berbagai macam bentuk media massa seperti TV. Melalui media televisi
berbagai bentuk kegiatan, acara dan peristiwa dengan sangat mudah dapat
langsung disajikan tanpa memandang bagaimana dampak dari pesatnya informasi
tersebut.
Colhom berpendapat bahwa media masa
yang terdiri dari media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid maupun
media elektronik seperti radio. TV, internet, telephone hand phone merupakan
teknologi informasi yang memberikan kemudahan komunikasi menjangkau sejumlah
orang. Teknologi informasi merupakan agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap
prilaku masyarakat. (Kumanto Sunarto, 2000: 28).
Teknologi informasi
juga berperan sebagai penyampai berita melalui siaran teknis untuk kepentingan
umum dan keluarga yang selanjutnya berfungsi sebagai sarana hiburan yang tidak
terbatas karena melintas batas-batas wilayah dan negara. Keadaan ini menurut
Azyumardi Azra membuat dunia semakin mengecil di mana hampir tidak dikenal lagi
batas-batas waktu dan tempat. TV telah mampu melintas batas ruang dan waktu
(Azyumardi Azra, 1998: 172).
Dr. Richard E.
Palmer mengatakan pada hakekatnya TV telah menimbulkan masalah-masalah
kesehatan mental dan lingkungan. Film-film yang ditayangkan di TV umumnya
menceritakan kejahatan criminal, pembunuhan, kekerasan dan lain-lain. Azra
menyebutkan pengaruh yang ditimbulkan oleh TV antara lain : Pertama,
acara-acara TV dapat membuyarkan konsentrasi dan minat belajar anak. Kedua,
kerusakan moral anak akibat nonton acara yang sebenarnya belum pantas untuk
mereka saksikan. Ketiga, timbulnya kerenggangan timbal balik antara
orang tua dengan anaknya. Keempat, kesehatan mata anak dapat terganggu. Kelima
timbulnya kecenderungan untuk meniru gaya hidup mewah seperti yang sering
diperlihatkan para artis (Azyumardi Azra, 1998: 174).
Menyikapi hal ini,
Dedy Jamaludin Malik mengatakan media telah menjadi semacam tirani kognitif
yang terus memiskinkan elemen budaya tradisional terutama yang berlandaskan
agama. Fenomena kolonialisme budaya lewat teknologi informasi semakin
membuktikan kenyataan ini (Dedy Jamaludin Malik, 1997: 117).
Akan tetapi kita
juga tidak dapat menolak bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengertian
yang sangat luas telah banyak membantu manusia dalam segala aktivitas
kehidupannya, akan tetapi juga tidak dapat diabaikan begitu saja adanya dampak
negatif yang telah mewarnai segala tingkah laku dan moral manusia itu sendiri.
Umat Islam dalam
mensikapi isu globalisasi dan teknologi informasi yaitu terpolarisasi menjadi
tiga pendapat yaitu pertama yakni orang-orang yang menerima secara
mutlak adalah orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah dalam haditsnya bahwa
mereka mengikuti cara-cara dan ajaran umat lain sejengkal demi sejengkal
sehingga andai umat lain itu masuk ke lubang biawak, maka mereka akan
mengikutinya. Inilah sikap para penyeru westernisasi yang berlebihan, mereka
berpendapat bahwa manusia harus mengikuti zaman kalau tidak ingin terlindas
zaman. Umat Islam harus menguasai teknologi informasi kalau tidak mau jadi
korban teknologi informasi.
Kedua,
adalah orang yang menolak sama sekali adalah orang yang menjauhi setiap hal
baru tidak perduli dengan dunia, mereka uzlah menjauhi dunia. Mereka menganggap
teknologi modern dan globalisasi akan merusak sendi-sendi akidah dan budaya
Islam.
Ketiga,
adalah orang yang mensikapinya secara proporsional. Menurut Yusuf Qardhawi
inilah sikap yang baik sebagai cermin dan manhaj Islam moderat atau
pertengahan. Mereka berwawasan luas dan terbuka, merekatidak menghindar atau
alergi terhadap hal-hal baru dan tidak menerima secara berlebihan.
2.
Jenis-jenis Teknologi Informasi
a.
Radio
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu
penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang
memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1
mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata
“radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu
penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah
dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Sedangkan menurut Versi Undang-undang
Penyiaran no 32/2002 : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat
dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
b.
Televisi (TV)
Televisi merupakan paduan radio (broadcast) dan film
(moving picture). Pemirsa dirumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau
tidak ada unsur-unsur radio dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang
bergerak pada layar televisi jika tidak ada unsur-unsur film.
Suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar
oleh pemirsa karena dipancarkan oleh pemancar. Dalam segi ini, prinsip
pemancaran dan prinsip penangkapan oleh pemancar televisi adalah sama dengan
prinsip radio. Sering gambar pada layar televisi mendadak menjadi jelek sedang
suaranya tetap baik. Disini jelas bahwa segi auditifnya baik dan pada siaran
televisi terdapat unsur radio.
Sesuai dengan karakteristiknya televisi adalah “salah
satu bentuk media massa yang memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti
sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang
elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima
dirumah”.(Palapah dan Syamsudin 1993:92).
Sedangkan menurut Effendy (1986:197) bahwa Televisi
terdiri dari istilah “Tele” artinya far, off, jauh ditambah dengan “Vision”
yang berarti penglihatan. Pengertian televisi menurut Effendy menerangkan bahwa
bila dipandang dari segi “jauh”-nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi
“penglihatannya oleh gambar. Tanpa adanya gambar pemirsa tidak melihat apa-apa
sedangkan penonton dapat menikmati siaran televisi kalau televisi dapat
memancarkan gambar dan gambar yang dipancarkan adalah gambar yang bergerak dan
kadang-kadang gambar yang diam (Still Picture).
c.
Telepon
Telpon adalah
alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik.
Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama
dibuat di Boston, massachusets, pada tahun 1876. Tetapi, penemu italia antonio
meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001,
Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan
bukan Alexander Graham Bell.
d.
Handphone(Telepon Genggam)
Telepon
genggam, biasanya disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan teknologi
telepon, dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile
atau berpindah-pindah
e.
Fax
Disingkat
dengan FoIP, Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet (yang
berbasis IP). Hal ini mirip seperti VoIP. Dipergunakan untuk mengirim dokumen
dari suatu negeri ke negeri lainnya.
f.
Internet
Secara harfiah,
internet (kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian
komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf
‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan
menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan
Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan
internetworking. Bias digunakan untuk mencari semua informasi, hiburan, maupun
berita aktual dan lainnya. Lebih praktis untuk mencari informasi dibandingkan
dengan buku.
3.
Karakteristik Teknologi Informasi
a.
Teknologi Informasi danKomunikasi merupakan kajian secara
terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampainnya.
Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan
bagian yang terpisah-pisah atau parsial
b.
Materi Teknologi Informasi dan komunikasi berupa tema-tema
esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi masa kini,
sehingga mata pelajaran Teknologi informasi dan Komunikasi merupakan pelajaran
yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.
c.
Tema-tema esensial dalam Teknologi Informasi dan
Komunikasi merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematik,
teknik elektro, teknik elektronika, telekomunikasi, sibernetika dan informatika
itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan
dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan asfek kehidupan sehari-hari.
dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan asfek kehidupan sehari-hari.
B.
Dampak Positif dan Dampak Negatif Teknologi Informasi
1. Dampak
Positif Teknologi Informasi
Teknologi
informasi memiliki dampak positif terhadap perkembangan peradaban manusia
bahkan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Informasi
mengenai berbagai hal bagi umat islam khususnya dalam menentukan waktu shalat,
menentukan jatuh tanggal bulan ramadhan, hari raya dan kegiatan ibadah lainnya,
sangat banyak dirasakan oleh umat Islam.
Teknologi
yang paling dirasakan manfaatnya oleh umat Islam adalah mesin cetak mesin
penyimpan file sehingga al-Qur’an dapat dicetak dan disebarkan ke seluruh dunia
baik yang berbentuk buku maupun web sehingga dengan mudah umat Islam dapat
membaca dan mempelajari kitab suci al-Qur’an.
Dengan
demikian, selain para huffazh al-Qur’an yang memelihara al-Qur’an dalam
hati mereka juga mesin cetak dan mesin penyimpan file ikut serta menjaga
kelestarian al-Qur’an melalui hasil cetakan.
Secara
historis peradaban Islam juga ditandai dengan perkembangan peradaban teknologi,
akan tetapi bedanya warisan peradaban Islam berupa teknologi lebih holistik
sehingga tidak menimbulkan degradasi moral karena secara epistemologis tidak
terputus dari sumbernya yaitu Allah swt sebagai sumber segala ilmu pengetahuan.
Jejak-jejak
khasanah intelektual muslim tidak dapat disangkal telah menjadi inspirasi bagi
perkembangan peradaban Barat dalam berbagai teknologi modern seperti Ibn Sina
(Avecenna) dalam teknologi kedokteran, Ibnu Rusydi (Averoes) dalam bidang
filsafat, Ibnu bajjah (Avempace) dalam bidang geometri, musik, astronomi dan fisika,
Ibnu Khaldun dalam bidang sosiologi dan sejarah, al-Kharizmi ahli matematika,
Umar Khayyam yang sangat brilian di bidang astronomi dan para intelektual
muslim lainnya (Departemen Agama RI, 2004:4-6)
Demikian
teknologi yang juga merupakan pengetahuan yang bisa dirasakan manfatnya
didunia, terlebih harus menjadi pemicu dan perenungan untuk menuju kebahagiaan
di negeri akhirat. Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Qosos ayat: 77.
Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qosos: 77).
2. Dampak
Negatif Teknologi Informasi
Selain
memiliki pengaruh positif, teknologi informasi pun memiliki dampak negatif terhadap
perkembangan peradaban manusia.
Kemajuan
dalam hal teknologi dan informasi di abad ini memang dapat dikatakan puncaknya
keemasan zaman modern, zaman yang ditandai dengan proses globalisasi yang
menimbulkan berbagai tantangan, harapan dan kesempatan. Globalisasi adalah
zaman yang penuh dengan perubahan dan kemajuan diberbagai bidang kehidupan
manusia, meningkatnya sarana transportasi dan komunikasi, food
(makanan), fun (kesenangan), fasion (busana) merupakan tren yang
luar biasa. Padahal sesungguhnya akibat budaya modern ini orang-orang Barat
merupakan orang yang pertama kali merasakan ekses negatifnya karena peradaban
modern tidak berhasil membawa kebahagiaan yang sesungguhnya. Mereka merasakan
kekeringan spiritual, merasa sendiri dalam keramaian (alonely in crown),
free sex and free life menggejala di mana-mana sehingga jalur keturunan
sudah tidak jelas lagi.
Alih-alih
mengikuti zaman, umat Islam banyak yang terjebak dalam ekses negatif teknologi
modern sehingga budaya Barat yang mendunia dengan mudah diadopsi seolah-olah
budaya Barat adalah budaya zamannya. Akibatnya adalah karena secara spiritual
iman mereka tidak siap, sementara tuntutan dan kebutuhan zaman mendesak maka
akibatnya banyak kita dapatkan informasi yang begitu memiriskan perasaan kita
semua sebagaimana dapat kita lihat dalam tayangan televisi. Firman Allah dalam
al-Qur’an Surat al-Munafiqun ayat: 4).
Artinya; “Dan apabila kamu melihat mereka,
tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar”
(al-Munafiqun: 4)
Akibat
teknologi modern banyak terjadi kerusakan alam akibat eksploitasi bumi yang
dilakukan semena-mena. Teknologi militer untuk menghancurkan bangsa lain,
krisis ekonomi akibat budaya kapitalisme dan materialisme, kerusakan moral
manusia akibat faham liberalisme dan banyak lagi yang lainnya. Itulah akibatnya
kalau teknologi tidak didasari kecerdasan iman dan spiritual yang akhirnya bumi
semakin panas karena pemanasan global, gunung es di kutub utara dan selatan
semakin mencair, kerusakan hutan di mana-mana. Padahal Allah telah memberikan
peringatan dalam al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41:
Artinya: “telah terjadi kerusakan di
daratan dan di lautan yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagai balasan atas perbuatan sebahagian mereka,
mudah-mudahan mereka kembali.” (QS. Ar-Rum ayat 41). (Mamud Yunus, tt: 368).
Tugas
kita sesungguhnya adalah memakmurkan bumi, menjaga kelestarian alam, membina
keharmonisan dengan sesama manusia karena nilai-nilai akhlak Islam itu
berfungsi sebagai akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan
terhadap alam semesta.
Pendidikan
agama merupakan sarana yang paling efektif dalam menghadapi arus globalisasi,
dengan pendidikan akhlak pula anak akan diberikan landasan nilai agama, budaya
dan susila, memberikan motivasi untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia
dalam memanfaatkan pengaruh globalisasi. Selagi pendidikan agama diberikan
kepada anak selama itu pula iman masih terjaga di hati mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar