Rabu, 16 Oktober 2013

Pengertian Motivasi Belajar

      1. Pengertian Motivasi
Salah satu aspek psikologis yang berperan penting dalam menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu adalah “motivasi”. Secara etimologis motivasi berarti drive (dorongan) atau desire (keinginan), sedangkan secara terminologis, motivasi adalah energi atau kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu baik dorongan itu berasal dari dalam dirinya (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik) (Muhibbin Syah, 2002:136). dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya, energi atau kekuatan untuk bertingkah laku secara terarah.
Senada dengan pengertian tersebut, Mohammad Anshori berpendapat bahwa motivasi (1) merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, (2) usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekolmpok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang diinginkan (Mohammad Anshori, 2008:183).  Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Secara fungsional, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan minat dan mengembangkan bakat siswa agar lebih berkembang dan lebih berprestasi. Kekurangan atau ketiadaan motivasi akan menyebabkan psikologis anak kurang bersemangat dalam melaksanakan proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah.
Berdasarkan paradigma psikologis, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri karena lebih murni dan tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan untuk mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan akan memberikan pengaruh yang lebih kuat dan relatif lebih langgeng bila dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan dari luar dirinya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Muhibbin Syah, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Motivasi Intrinsik adalah kekuatan atau daya dorong yang timbul dari diri seseorang untuk melakukan sesuatu (Muhibbin Syah, 2002:136). Dalam konteks proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya adalah perasaan menyenangi materi pelajaran tertentu dan kebutuhan terhadap materi tersebut atau mengerti akan arti penting materi tersebut. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik diantaranya adalah:
Pertama, adanya sikap positif, sikap (attitude) positif siswa yang tumbuh secara alami dan betul-betul keluar dari dorongan dirinya sendiri terhadap mata pelajaran merupakan awal yang baik dan merupakan motivasi bagi dirinya demi keberhasilan dalam proses belajar. Siswa yang mampu meyakinkan dirinya bersikap positif terhadap pelajaran juga terhadap guru akan berusaha mengerti pentingnya materi tersebut sebagai sebuah kebutuhan hidupnya.
Kedua, adanya bakat, seorang siswa yang mempunyai bakat terhadap materi tertentu akan jauh lebih mudah memahami pengetahuan dan keterampilan materi tersebut, dan ini akan mendorong siswa lebih giat lagi belajar karena merasa bias dan mampu dengan mudah menyerap materi. Dengan demikian, bakat juga dapat memberikan mitivasi positif bagi proses belajar mengajar
Ketiga, adanya minat, secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang mempunyai minat terhadap materi tertentu akan lebih giat dari pada siswa lainnya, karena minat yang besar akan dapat memusatkan perhatiannya lebih intensif yang memungkin siswa lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya.
Keempat, adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya. Dengan mengetahui prestasi yang diraihnya, seorang siswa akan termotivasi untuk berbuat lebih giat lagi sebagaimana halnya anak yang mampu berhitung sampai sepuluh maka ia akan terdorong untuk dapat berhitung lebih dari sepuluh, juga anak yang dapat meloncat satu meter maka ia akan terdorong untuk berlatih agar mampu loncat lebih dari satu meter.
Kelima, adanya cita-cita. Cita-cita yang diaharpkan oleh seorang anak akan mampu mendorong untuk lebih giat lagi belajar karena ada tujuan yang diinginkan, misalnya ada anak yang mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter atau insinyur maka dengan sendirinya akan mendorong siswa tersebut untuk berbuat menuju cita-citanya.
Sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pujian dan hadiah, ganjaran dan hukuman, peraturan sekolah, suri tauladan orang tua dan guru merupakan contoh kongkrit motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik ini ada pula yang menyebutnya sebagai insentif atau perangsang dari luar. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik diantaranya situasi dan kondisi lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang harmonis dapat memberikan motivasi tehadap anak untuk lebih bergairah dalam belajar apalagi kalau suasana belajar dalam keluarga itu diciptakan sedemikian rupa sehingga anak betul-betul nyaman untuk belajar (Muhibbin Syah, 2002:137).
Demikian pula lingkungan sekolah yang baik dengan fasilitas dan sarana belajar yang lengkap akan memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih rajin belajar. Sebagaimana pula lingkungan masyarakat yang mendukung program belajar atau bahkan menyediakan perpustakaan masyarakat, akan mampu memberikan motivasi kepada siswa lebih giat belajar karena melihat masyarakat pun belajar.

      2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap kegiatan, jenis dan jenjang pendidikan, karena berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar mengajar tergantung pada pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya.
        Secara etimologis, belajar berasal dari suku kata ajar yang berarti didik, atik, latih yang kemudian mendapat awal be = belajar yang berarti kegiatan atau proses latihan, mendapatkan pengetahuan. Sedangkan secara terminologis para ahli pedagogis mengemukakan pengertian belajar sebagai usaha untuk mendapatkan ilmu melalui membaca, berlatih dan lain-lain Muhaemin, (Muhaemin, 1991:14)
            Sementara itu Arthur S. Reber dalam kamusnya Dictionary of Psychology, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, berpendapat bahwa belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang dilakukan berulang-ulang (Muhibbin Syah, 2002:91).
            Demikian pula Hilgard dan Bower dalam bukunya Thoery of Learning mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang. Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology juga mengatakan bahwa belajar adalah perbuatan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (M. Ngalim Purwanto,1998: 83).
            Belajar juga berarti proses memperteguh dan menyempurnakan tingkah laku melalui pengalaman sebagaimana belajar juga proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman sebagai proses belajar. (Tabrani Rusyan, 1998: 7-9).
            Berdasarkan beberapa teori tersebut di atas, pada dasarnya pengertian belajar selalu berhubungan dengan perubahan, dalam arti belajar akan menghasilkan perubahan sikap, perilaku, cara berpikir, berkehendak, bertindak dan berucap peserta didik sebagai akibat dari latihan, pengalaman dan pengembangan dirinya.
            Teori-teori  populer dan tradisional mengenai belajar tidak banyak memberikan bantuan yang diharapkan guru, bukan hanya karena mereka tidak mempertimbangkan asumsi-asumsi dan keinginan, akan tetapi juga karena mereka tidak memperdulikan motivasi dalam teorinya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa teori tradisional mengenai belajar adalah proses menambah atau mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, jadi penekanannya lebih pada aspek intelektualitas. Sedangkan menurut teori modern belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam arti seluas-luasnya meliputi pengamatan, pengenalan, pengertian, pengetahuan, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat, motivasi, penghargaan dan sikap. Jadi, penekanannya tidak hanya terfokus pada aspek intelektualitas saja akan tetapi juga mencakup keseluruhan aspek kepribadian yang meliputi ranah kognitif, apektif, dan psikomotik, atau dalam istilah jawa dikenal dengan ranah cipta, rasa, karsa dan karya manusia (Tabrani Rusyan, 1998:9).
Teori belajar dengan pendekatan stimulus respon, pengkondisian (conditioning) dan penguatan (reinforcement) merupakan teori yang kurang diminati oleh guru karena pendekatan terlalu membatasi materi dan tidak siap untuk digunakan di dalam kelas. Sebaliknya teori-teori yang dikembangkan oleh ahli psikoloh Gestalt dan teori lapangan lebih banyak diminati oleh guru karena berkaitan dengan konsep yang lebih luas tentang perilaku dan pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar (Sri Patmah Sukartini, 2007:139:140).

      3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mampu mendorong siswa untuk melakukan proses belajar, baik dorongan itu berasal dari dalam siswa sendiri seperti minat, keingintahuan, bakat dan cita-cita maupun dorongan yang berasal dari luar siswa seperti dukungan keluarga, teman maupun guru.
Motivasi belajar selain dapat dikembangkan melalui upaya langsung oleh guru juga dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri dengan menggunakan model latihan motivasi diri (self motivation training model). Dengan menggunakan latihan motivasi diri, siswa dituntut untuk secara aktif mengembangkan motivasi belajarnya sendiri melalui aktivitasnya sendiri dan memantaunya sendiri. Ada enam kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kaitannya dengan model latihan ini, yaitu : mengembangkan motivasi intrinsik, memantau motivasi ekstrinsik, mendeskripsikan kegiatan, memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan, memilih mentor dan membuat kesimpulan.
Semua kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri oleh siswa dengan menggunakan format pantau diri (self monitoring log) yang harus dikerjakan, diisi, dan dilaporkan oleh siswa. Oleh karena itu keaktifan siswa dan kejujuran terhadap dirinya sendiri akan memperoleh keberhasilan dalam memotivasi dirinya. Adapun format  self monitoring log dapat dilihat berikut ini:
a.  Mengembangkan motivasi intrinsik. Kegiatan utama yang harus dilakukan oleh siswa adalah menuliskan tiga alasan mengapa belajar dan memikirkan apa yang akan dilakukan dalam belajar
b.    Memantau motivasi ekstrinsik. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah menuliskan minat orang lain yang mempengaruhi siswa, apakah siswa belajar karena takut hukuman, ingin dapat hadiah atau untuk menyenangkan orang lain.
c.     Mendeskripsikan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mendeskripsikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan motivasi belajarnya. Kejujuran siswa sangat menentukan.
d.  Memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan. Setelah siswa melakukan kegiatan untuk mengembangkan motivasi belajarnya, kegiatan selanjutnya adalah memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan tersebut. Misalnya keterampilan apa yang telah berkembang dalam dirinya, apa yang telah dipelajarinya
e.  Memilih mentor. Tidak setiap siswa dengan mudah mampu berlatih mengembangkan motivasi belajarnya sendiri. Oleh karena itu siswa perlu dibantu oleh seorang mentor.
f.       Membuat kesimpulan. Kegiatan terakhir dari latihan mengembangkan motivasi diri ini adalah membuat kesimpulan dari semua kegiatan yang telah dilakukan. Dengan kesimpulan ini akan diketahui sampai dimana efektivitas dan efisiensi latihan siswa dalam berlatih dan mengembangkan motivasi belajarnya (Mohammad Anshori, 2008:188-194).           
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat kita pahami bahwa motivasi baik internal maupun eksternal mempunyai peran yang sangat besar dalam upaya mencapai keberhasilan proses belajar mengajar sehingga dengan motivasi pula seorang siswa dapat meraih prestasi yang setinggi-tingginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About